Minggu, 24 Oktober 2010

Sinergi Alam di Jiu Hua Shan

DI luar Tongling, di bagian tenggara Kota Chizhou, Provinsi Anhui, Anda akan menemukan Jiu Hua Shan yang secara harfiah mempunyai arti "Sembilan Pegunungan Cemerlang." Meskipun demikian, area seluas 100 kilometer persegi ini sebenarnya terdiri dari 99 puncak, dengan yang tertinggi mencapai 1.341 meter.

Jiu Hua Shan merupakan daerah pegunungan hijau yang rimbun, tempat dimana biarawan Buddha dan Tao hidup di antara awan yang menggantung rendah dan pohon-pohon bambu yang bersinergi dengan alam. Sebagian besar candi Budha yang ditemukan di Jiu Hua Shan adalah Mahayana Buddhisme.

Saat menuju tempat ini, bus biasanya berjalan dengan hati-hati dalam jalur memutar melalui salah satu rentang gunung paling suci di China. Adapun pada kehidupan religius masa lalu, Jiu Hua Shan dikenal sebagai rumah untuk Dizang Pusa, dewa dunia bawah tanah.

Setelah sampai, tanpa diragukan lagi, 99 puncak Jui Hua Shan menjadikannya salah satu pemandangan China yang paling menakjubkan. Ini juga menjadi tempat tinggal para biksu Buddha dan Tao di antara kuil-kuil kuno.

Selama berada di sini, Anda hanya akan menemukan restoran vegetarian bersama dengan toko-toko kecil yang menjual dupa, ukiran kayu lokal, dan souvenir lainnya. Daerah ini juga menawarkan hotel terjangkau bagi mereka yang ingin menghabiskan lebih banyak waktu dalam ketenangan suci.

Perlu diingat, selama berada di kuil-kuil kuno, Anda tidak diperbolehkan membawa kamera, tidak pula diperbolehkan mengambil foto bahkan dari luar kuil.

Fitur unik lainnya di daerah ini ialah kelimpahan pohon bambu dengan luas sekitar 160 hektare. Salah satunya adalah Taman Minyuan, sebuah tempat dimana Anda bisa menyerap harta karun alam.

Tempat lain yang juga mengagumkan adalah aliran Longxi (Naga), pinus kuno Phoenix (lebih dari 1.000 tahun), Gua Huayan, telpher, Kuil Huiju, dan pertapaan Green Cloud. Ini benar-benar memberikan kualitas meditasi yang tidak akan Anda temukan di antara banyak pegunungan.

Bila dihubungkan dengan legenda setempat, Jui Hua Shan menjadi terkenal pada 747 masehi, ketika penyair China, Li Bai bertemu Kim Kiao Kak, seorang pangeran Korea yang meninggal di pegunungan setelah 75 tahun berdoa kepada Dizang Pusa.

Meski begitu, nasib Li Bai itu sangat berbeda dengan Kim Kiao Kak. Dia meninggal di Sungai Yangtze di dekatnya ketika mencoba untuk merangkul refleksi bulan, tapi untungnya tidak sebelum menulis beberapa puisi terbaik dalam sejarah sastra.

Apapun alasannya, menikmati pemandangan atau mencari kedamaian, Jiu Hua Shan adalah sesuatu yang setiap orang mungkin harus merasakannya minimal sekali, terlepas dari dimana Anda tinggal atau dari mana Anda berasal. Bila akan berlibur ke China, Anda tidak punya alasan untuk tidak mengunjungi tempat ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

my fhoto

Nicks

NIcky

Nicko Novaliantama

slide